Friday, March 8, 2013

Peluang Usaha : Budidaya Cacing Tanah

Merasa jijik dengan cacing tanah? Mungkin setelah mengetahui betapa menggiurkannya keuntungan dari usaha ini, pasti Anda akan segera berubah pikiran.
Sejumlah referensi menyebutkan bahwa cacing tanah mengandung kadar protein tinggi, sekitar 76 %, jauh lebih tinggi daripada kada protein pada daging mamalia (65%) dan ikan (50%). Beberapa penelitian membuktikan adanya daya antibakteri dan protein hasil ekstrasi cacing tanah sanggup menghambat pertumbuhan bakteri gram negatf Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonellathypus.
Karena itu tak mengherankan cacing tanah memiliki banyak manfaat dan khasiat. Sebagai bahan baku obat dan bahan ramuan untuk untuk penyembuhan penyakit, bahan baku kosmetik, bahan makanan orang, bahan pakan ternak dan bahan penyubur tanaman.
Untuk menjaga kesehatan, terutama meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, bahkan menambah vitalitas seksual kaum lelaki. Karenanya kini banyak dipasarkan kapsul herbal isi ekstrak cacing tanah. 
Cacing tanah bisa digunakan sebagai media pengobatan penyakit-penyakit : infeksi saluran pencernaan (typus, disentri, dare, serta gangguan perut lain seperti maag), infeksi saluran pernafasan (seperti batuk, asma, influenza, dan TBC).

Analisa Usaha
Melihat banyaknya manfaat dan khasiatnya, bisa jadi potensi pasar binatang ini lumayan besar. Karenanya cacing tanah cukup prospektif untuk dibudidayakan.
Jika anda bisa menjalankan dengan baik, prospek usaha ternak
cacing tanah tampaknya lumayan juga seperti halnya budidaya ikan lele, ikan nila, ikan gurame, ikan hias dan sebagainya. Apalagi jika anda lebih lanjut bisa memproses cacing tanah menjadi produk menarik yang siap pakai. Ada dua hasil utama yang dapat diharapkan dari usaha ternak cacing tanah yaitu cacing tanah itu sendiri dan kascing (bekas cacing).

Seorang pemerhati/praktisi ternak cacing tanah, Abdul Khasan, dikutip dari Tabloid Info KUKM, membuat analisa usaha budidaya cacing tanah skala kecil dengan modal tetap sebagai berikut :
ModalTetap
- Sewa tanah seluas 100 m2                                                                     Rp.    750.000
- Bangunan budidaya berbahan bambu dan atap rumbia (80 m2)       Rp. 2.500.000
- Rak ternak 1,5 m x 1,8 m, tinggi 50cm (10 buah)                                 Rp. 3.500.000
Media :   
- Bahan media 6 ton x @ Rp. 300.000                                                     Rp. 1.800.000
- Plastik 200 m x @ Rp. 6.000                                                                   Rp. 1.200.000
- Pelepah pisang dicincang kasar (5 karung)                                          Rp.    150.000 
Jumlah                                                                                                        Rp. 9.900.000

Usia ekonomi bangunan dll diproyeksikan 3 tahun (36 bulan). Masing-masing periode pemeliharaan 4 bulanan (waktu terlama jika yang diternak jenis cacing Lumbricus). Jadi dalam setahun bisa 3 kali pemanenan. (Ada jenis cacing tanah yang dapat dipanen lebih cepat, contoh, cacing tiger dengan masa panen hanya 3 bulan). Biaya penyisihan dana untuk sewa tanah dan penyusutan nilai bangunan dan lain-lain : Rp. 9.900.000 : 36 = Rp. 275.000/bulan, atau Rp. 1.100.000 / 4 bulan.
Penyesuaian diperlukan, antara lain karena asumsi harga cacing berdasar harga di Jawa Barat, terutama di Bandung dan sekitarnya, waktu lalu. Pemodal masih terlibat langsung dalam budidaya ini,  sehingga tenaga kerja dari luar hanya 2 orang. Pendapatan dihitung hanya dari penjualan produksi cacingnya (beum dari hasil penjualan produk sampingan berupa kascing).

Biaya Produksi per 4 Bulan
Benih cacing 40 kg x @ Rp. 35.000                             Rp.   1.400.000 
Pakan limbah sayur 5.000 kg x @ Rp. 500                  Rp.   2.500.000
Tenaga lain 2 orang x @ Rp. 1.000.000 / bulan x 4     Rp.   8.500.000
Penyisihan sewa lahan, penyusutan bangunan dll       Rp.   1.100.000
Jumlah                                                                             Rp. 13.000.000

 Pendapatan dari penjualan produksi cacing per 4 bulan sekitar 600 kg x Rp. 35.000/kg = Rp.21.000.000

Laba Kotor per 4 Bulan
- Pendapatan per 4 bulan                                                Rp. 21.000.000
- Biaya produksi per 4 bulan                                           Rp. 13.000.000
Jumlah                                                                              Rp.   8.000.000   

Laba tersebut belum disertai dari keuntungan dari penjualan produk sampingan berupa bekas cacing.
Ternak cacing tanah butuh kondisi tanah; netral atau sedikit masam, banyak mengandung bahan organik (guguran daun, kotoran ternak, dll yang mudah membusuk), lembab, suhu udara 15-25 derajat celsius, tidak kena sinar matahari langsung dan lokasinya mudah ditangani serta diawasi.  

Related posts

Description: Peluang Usaha : Budidaya Cacing Tanah Rating: 4.5 Reviewer: Dede El-Fariz ItemReviewed: Peluang Usaha : Budidaya Cacing Tanah
Al
Mbah Qopet Updated at: 10:06 PM

1 comments:

Popular Posts